
Tanda Bahwa Covid 19 Menyebar Ke Paru-paru
Ketika terinfeksi COVID-19, berbagai gejala bisa saja muncul. Gejala umum COVID-19 meliputi demam, batuk, kehilangan kemampuan mencium dan perasa atau anosmia. Gejala lainnya adalah komplikasi pada sistem pernapasan.
Hal itu pun bisa menjadi indikator bagaimana gejala COVID-19 yang ringan dapat berubah menjadi parah. Pneumonia COVID-19 adalah salah satu penyebab kematian. Studi yang diterbitkan di John Hopkins Medicine menemukan bahwa tanda dan gejala komplikasi paru-paru yang terkait dengan COVID-19 dalam jangka pendek ataupun jangka panjang dapat dilihat di awal.
Berikut tanda bahwa covid 19 telah menginfeksi paru-paru :
1. Batuk terus-menerus
Virus Corona dapat berkembang biak di lapisan dada dan menyebabkan batuk yang parah. Batuk kering tidak hanya merupakan tanda khas COVID-19, tetapi jika mengalami batuk terus-menerus, yang tidak kunjung membaik bahkan dalam 2-3 minggu setelah infeksi awal, itu mungkin menandakan komplikasi paru-paru akibat COVID-19. Selain itu, batuk yang keras dan terus menerus juga bisa menjadi tanda long COVID.
2. Nyeri dada dan sulit bernapas
Sulit bernapas, maupun mengalami nyeri dada secara tiba-tiba mungkin merupakan tanda kerusakan paru-paru terkait COVID-19 parah atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome). Baik itu tanda ringan atau berat, ARDS dan komplikasi terkait mungkin merupakan
tanda peradangan di paru-paru dan dapat menimbulkan dampak yang bertahan lama, seperti jaringan parut paru-paru.
3. Sesak Napas
Sesak napas atau dispnea akan muncul jika ada gangguan fungsi paru-paru, yang membuat oksigen sulit masuk ke paru-paru. Bagi pasien COVID-19, terutama dalam kelompok berisiko tinggi, mengalami sesak napas atau penurunan saturasi oksigen dapat berakibat fatal.
Pasien yang mengalami sesak napas membutuhkan bantuan oksigen dan ventilasi.
4. Muncul gejala infeksi lainnya
Komplikasi paru-paru yang parah membuat tubuh lebih mudah terinfeksi, salah satunya sepsis yang terjadi ketika virus masuk ke aliran darah dan mulai menyerang jaringan tubuh termasuk di jantung dan paru-paru. Sepsis juga dapat merusak sinkronisasi dan koordinasi
berbagai organ vital. Dalam beberapa kasus yang parah, kondisi itu dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen.
5. Badai Sitokin
Badai sitokin membuat pasien Corona bisa mengalami kesulitan bernapas. Pasalnya, sitokin terus mengirim sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan di luar kendali.
Akibatnya, paru-paru bisa mengalami peradangan parah karena sistem kekebalan tubuh berusaha terus untuk membunuh virus, peradangan ini juga bisa terus terjadi meski sudah tak ada infeksi.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang bertahan lama dan fungsi paru-paru juga terganggu.